Senin, 01 Februari 2010

Atasi Varises Dengan Skleroterapi

Keluhan tentang varises yang mengganggu penampilan kerap di lontarkan oleh wanita hamil. Tidak hanya dari sisi estetika, adanya varises bisa menimbulkan rasa gatal bercampur kesemutan, atau rasa nyeri. Pada bagian kaki yang umumnya nampak varises ini, juga sering terasa pegal.

Varises merupakan pelebaran vena, yang terjadi akibat katup satu arah pada bagian vena yang menahan darah mengakir balik mengalami kerusakan. Akibatnya lama-kelamaan menumpuk dan terlihat kaku berwarna biru. Kehamilan dapat menimbilkan varises karena beban kehamilan dapat menimbulkan tekanan yang menekan darah kembali ke jantung semakin besar .
Beberapa faktor pencetus lain dari varises adalah aktifitas mengangkat barang yang terlalu berat, lama berdiri, ataupun kegemukan.faktor genetik juga mempengaruhi terjadinya varises pada 15 hingga 40 persen kasus.
Untuk mengatasi varises, dapat di lakukan satu teknik yang di namakan skleroterapi. Sesi workshop skleroterapi pada acara pertemuan ilmiah tahunan perhimpunan IX Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), mendapat kan perhatian dari dokter peserta yang cukup besar di hari terakhir acara ini. Sebuah layar besar terpampang untuk memperlihatkan teknik skleroterapi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan untuk ‘model’ pasien adalah dokter peserta yang menjadi audience workshop tersebut, yang kebetulan mengalami varises dan berminat untuk melakukan praktek skleroterapi di tempatnya bertugas.
“Ini merupakan usaha untuk mengeliminir vena-vena superficial, intrakuntan, subkutan, dan vena trans fasial serta vena subfasial yang mengalami malformasi dengan cara menyuntik sklerosan,”ujar Dr. Moebono Mochtar, SpKK. Dengan skleroterapi makia varises dapat di atasi serta mencegah komplikasai yang mungkin timbul. Selain itu, dapat mengurangi bahkan menghilangkan gejala pegal, sakit bila berdiri lama, dan kajang pada malam hari. Tujuan lain dari skleroterapi adalah meningkatkan hemodinamik, serta hasil memuaskan dari sisi estetis dan fungsional.
Teknik skleroterapi itu sendiri dilakukan dengan nginjeksikan suatu larutan sklerosan ke dalam vena-vena kecil yang mengalami malformasi, seperti venule, spider vein/telangiektasi dan retikuler vena yang bertujuan untuk menghilangkannya. Varises yang dapat di lakukan skleroterapi misalnya pada vena tungkai, kolateral, vena retikuler, dan spidervein. Spider vein/telangiektasi memiliki diameter 1mm, venule memiliki diameter 2mm, dan retikuler berdiameter 2-4mm.
Prosedur skleroterapi

Skleroterapi bisa di kerjakan di kamar praktek dengan menggunakan jarum kecil berukuran 30G. Prosedur ani tidak memakan banyak waktu, cukup dengan waktu 30-60 menit. Menurut Moerbono, biaya yang di perlukan pun tidak mahal. “Hanya Rp.100 hingga 500 ribu,” ujar dokter spesialis kulit dan kelamin FK\UNS\RS Dr. Surakarta ini.
Bahan bahan yang d perlukan cukup sedrhana, yaitu tempat tidur, tourniquet, alkohol 70%, kaca pembesar, lampu, spuit injeksi, 1-3cc, jarum yang baru dan tajam, catoon ball, plerster, bebat elastis, atau stocking.
Ada berbagai jenis larutan di gunakan sebagai sklerosan. Dosis tergantung dari ukuran vena. Untuk sklerosan polidokanol, maksimal dosis sehari adalah 2mg/kg BB. Prosedurnya, pasien berbaring lalu bagian yang akan di suntik di bersihkan dengan alkohol hingga vena tampak jela. Jarum yang di gunakan di bengkokan 10-30derajat, lalu kulit di regangkan.Dengan posisi ‘bevel up’ paralel dangan permukaan kulit, suntikan sklerosan ke dalam vena. Sklerosan yang di suntikan maksimal 1cc di setiap area yang di suntikan. Skleroterapi bekerja melalui proses iritasi permukaan sel-sel endotel, permukaan tersebut akan menenpel dengan demikian vena menjadi tertutup.

Disadur dari : majalah farmacia edisi 7 No.2 september 2007
Diketik ulang oleh : elis anitha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar