Senin, 01 Februari 2010

Demam Kawasaki

Gejalanya mirip campak. Tapi, jauh lebih berbahaya karena bias menimbulkan komplikasi jantung.
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit akut yang disertai panas dan vaskulitis atau radang pembuluh darah, terutama pembuluh darah jantung. Gejalanya antara lain demam yang disertai bercak-bercak merah di seluruh tubuh. Karena itu seringkali orang tua mencurigainya sebagai campak atau alergi
Di sebut Kawasaki karena penyakit ini ditemukan pertama kali pada 1967 di Jepang oleh Dr. Kawasaki. Kasus ini kebanyakan ditemukan pada orang Asia, terutama ras Mongol: Cina, Jepang dan Korea. Di Jepang dan Korea ditemikan kira-kira 50-100 kasus per 100 ribu anak di bawah usia lima tahun. Jadi, kira-kira satu diantara seribu anak balita. Di Hawai bias mencapai 145 anak per 100 ribu anak di bawah lima tahun. Sementara di Indonesia, Kawasaki tergolong penyakit jarang, hingga belum diketahui pasti jumlah kasus yang adad.
Yang jelas, 80 persen menyerang anak-anak dibawah usia lima tahun. Paling banyak usia 1-2 tahun dan pada anak laki-laki. Pada anak di atas 12 tahun atau orang dewasa, kasus Kawasaki belum dilaporkan. Penyakit ini juga jarang sekali ditemukan pada usia di bawah 3 bulan. Mungkin karena bayi masih mendapat kekebalan dari ibunya atau gejalanya masih ringan sehingga tak ketahuan.
• Penyebab
Belum diketahui, diduga karena infeksi virus. Karenanya, sampai sekarang pun, di beberapa Negara masih berlangsung berbagai penelitian untuk mengetahui secara lebih teliti tentang penyakit ini.
• Gejala
1. Demam tinggi antara 38-41 derajat Celcius, yang berlangsung selama 5 hari.
2. Kedua mata merah, tapi tak ada kotorannya.
3. Terdapat pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu sisi pada leher, bias sebelah kiri atau kanan saja.
4. Ada bercak-bercak merah seperti campak di seluruh tubuh maupun pada telapak tangan dan kaki, dan terasa gatal.
5. Gejala lainnya: lesu, sangat rewel dan serba salah, misalnya, didiamkan atau digendong tidak mau, bibir merah-merah dan agak bengkak, lidah pun merah seperti stroberi, rongga mulut tampak kemerahan, mungkin anak tak mau makan.
• Komplikasi
Sebagai penderita Kawasaki mengalami komplikasi berupa kerusakan pembuluh darah koroner (pembuluh darah jantung), yang jika tak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal. Selain itu, penyakit Kawasaki dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan menimbulkan radang pada kantong jantung.
Biasanya kasus gangguan irama jantung muncul 10 hari pertama sejak timbul gejala Kawasaki. Lewat dari itu baru timbul gangguan pemuluh nadi koroner. Untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung, anak perlu diperiksa dengan alat EKG (ekokardiografi). Pemeriksaan EKG juga diperlukan untuk melihat dan mengukur besarnya pembuluh koroner jantung.
• Perawatan
Semua penderita Kawasaki harus di rawat di RS. Selain diberikan pengobatan, pasien yang diduga menderita Kawasaki juga harus di EKG, agar timbulnya gangguan bias diobati segera. Jika pengobatan dilakukan segera, maka bias mencegah timbulnya komplikasi ke jantung.
Karena itulah, bila sudah diduga penyakit Kawasaki, segera konsultasi dengan dokter jantung anak untuk dilakukan EKG. Perlu diketahui, 50 persen anak dengan penyakit Kawasaki akan mengalami gangguan pada jantungnya. Tanpa pengobatan yang sesuai, separuh dari 50 persen ini bias menetap atau terus berlanjut dan separuhnya lagi akan sembuh.
Sayangnya, serangkaian pengobatan yang harus dilakukan tergolong berbiaya cukup mahal, karena hampir sebagian besar obat-obatannya masih impor. Dosis pemakaiannya tergantung berat badan anak, sehingga makin besar anak, makin banyak kebutuhan obatnya, yang berarti pula semakin mahal biayanya.
Selain pengobatan, kondisi fisik anak pun harus baik agar dapat mempercepat proses penyembuhan. Karena kadang rewel dan mulut merah, anak tak mau makan dan minum. Lantaran itulah penderita Kawasaki harus dirawat di RS.
Yang jelas, bila anak pernah terkena Kawasaki, sangat kecil kemungkinan terjangkit kembali.
Disadur dari: Tabloid Nakita “Kenali Berbagai Gejala Penyakit”.
Diketik Ulang Oleh: Dian Puspitasari Bidan C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar