Senin, 01 Februari 2010

TERAPI WICARA

TERAPI WICARA
(Cerebral Palsy)

Keterlambatan bahasa dan bicara pada anak CP salah satunya adalah di karenakan adanya gangguan di otak kiri. Untuk mengejar ketertinggalannya, terapi wicara merupakan solusinya.
Untuk masalah bahasa, langkah pertama yang di lakukukan adalah dengan menentukan diagnosa penyebabnya.penyebab keterlambatan bahasa dan bicaranya ini dapat disebabkan adanya gangguan di otak. Bisa terjadi di sentralnya dimana terletak pusat bahasa.juga bisa terjadi di pusat perifer(tepi); 1) karena postur tubuh tak bagus/tak optimal, 2) paru-paru tak berkembang dengan baik, 3)pengaruh fungsi oromotornya seperti lidah,pipi,bibir dan rahan, 4) alat sensornya: visual/penglihatan dan auditif/ pendengaran

Penyebab lain keterlambatannya juga bisa karena masalah stimulasi. Jadi,anak kurang diberi rangsangan yang cukup dari lingkungan. Ini pun tergantung dari pola asuh orang tua,mungkin saja pada anak CP yang cerdas tapi karena penampilan fisiknya tak bagus dan orang tua merasa tak ada harapan, maka orang tua tidak menstimulasinya.

KEMAMPUAN KOMUNIKASI
Setelah di evaluasi dan di tentukan diagnosa penyebabnya, barulah kemudian di tentukan kemungkinan kemampuan komunikasinya. Ada anak CP yang dapat bicara normal dengan sengaja keterbatasanya. Atau ada anak CP yang hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat saja. Misal, Dengan tangannya, anggukan, Geleng kepala dan lain-lain.

TIGA TERAPI
Jika Kemudian prognosanya si anak bisa melakukan komunikasi dengan bicara, maka tahapan yang akan dilakukan adalah dengan tiga terapi yang bisa dibagi menjadi 3 bigian,antara lain;
1. Terapi Propilaclatic ( prespeech).
Terapi ini mengajar anak agar bisa melakukan kemampuan bicara awal. Mengucapkan kata “Ba-ba-ba”,
Misalnya, ketika bergumam.

2. Terapi Etiologic.
Dalam terapi ini yang penting adalanh orang tua,pemberiaan makan dan minum yang tepat. Anak di tingkatkan perkembangan bicaranya, kemampuan repsepsinya,juga posisi tulang punggungnya. Di samping itu, di sabil mengajari artikulasi, di ajarkan juga irama bicara. Terapio ini sekaligus untuk ngurangi semaksimal mungkin kekurangan dalam bicara.

3. Terapi Etiologic.
Tujuan meningkatkan kemampuan anak berbicara dan berbahasa sesuai kemampuan sendiri atau ekspresif. Contonya kalau ia ingin makan baso, maka ia akan berujar,”saya ingin makan baso”.


KOMPENSENSI DAN VALIATIF

Untuk anak yang tak dapat berkomunikasi dengan sengaja keterbatasannya dan hanya mampu menggunakan bahasa isyarat maka akan di tenpuh terapi bicara kompensasi. Misalnya dengan menggunakan gambar-gambaruntuk mengekpresikan kemampuan anak. Kemudian juga gerakan-gerakan untuk mengekpresikan kemampuan anak. Kemudian juga gerakan-gerakan wajah,tangan dan kepala.
Bila berbicara dengan kompensasi juga tidak dapat dilakukan, anak akan di beri terapi bicara valiatif. Terapi ini diberikan jika tingkat kemampuan anak rendah sekali. Sebab, selain bicara verbal anak juga tidak bisa mengungkapkan secara nonverbal. Terapi ini bisa dengan hanya menggunakan kemampuan anak saja. Misalnya menggunakan suara apapun yang bisa di ucapkan anak untuk berkomunikasi.kalaupun itu tidak terdapat pada anak, mungkin kita hanya bisa melihat cara anak mengganti nada dalam menangis dalam caranya berkomunikasi dan melihat isyarat tubuh. Atau orang tua bisa menggali kemampuan yang lain untuk berkomunikasi dengan anak.






Hidroterapi merupakan program terapi di dalam air, dimana sifat-sifat air dimanfaatkan untuk mencapai tujuan terapeutik.seperti fisik air antara lain daya apung, tekanan hidrosstatik, takanan turbolensi, dan refraksi. Tujuan hidro terapi ini untuk meningkatkan kemampuan anak, melatih keseimbangan, mengontrol gerakan – gerakan – yang infolunter dan mengurangi spasitifas.
Dalam prakteknya, hidroterapi menggunakan air hangat yang suhunya tak boleh lebih tinggi dari suhu tubuh manusia. Yaitu, antara 36,6 – 37,5 derajat Celsius. Bila temperatur air lebih tinggi maka panas akan di trasper ke tubuh anak, sehingga suhu tubunyya menjadi lebih tinggi (Hipertermina). Efek penghangatan tersebut bermanfaat dalam menimbulkan relaksi otot dan mengurangi spastisitas.



TES DAN PENELITIAN

Dalam metode ini anak harus dievaluasi dahulu sebelun diterapkan program terapi, misalnya anak harus bisa kooperatif sehingga dapat mengerti intruksi yang diberikan.
Kondisi medisnya harus stabil,suhu tubuh tidak tinggi, gerakan spastisnya.

Diketik ulang: Dewi puspitasari
kelas : 1c kebidanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar